Senin, 19 Juli 2010

: : Baiti Jannati : :

Dalam rumah tangga Islami, seluruh anggota keluarga memiliki peran dan fungsi yang jelas. Masing-masing mereka menghormati perannya. Suami adalah pemimpin yang berakhlak shodiqul wa'di (selalu menepati janji baik pada Allah SWT maupun masyarakat), dapat menegakkan keadilan dan kasih sayang dalam memimpin keluarga. ''Dan dia menyuruh keluarganya untuk shalat dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya.'' (QS Maryam [19]: 55).

Alhamdulillah,,, penuh rasa syukur hamba sujud di hadapanMu ya Rabb... Hamba menjadi seorang putri dari seorang suami yang baik yang Engkau ciptakan menjadi ayah hamba. . .

Istri berfungsi menaati suami dan bekerja sama dengannya dalam kebajikan dan takwa, sehingga mampu mengayomi keluarga dengan kasih sayangnya yang tulus ikhlas. Anak-anak pun menjadi cahaya mata karena ketaatan dan kesalehan mereka.

Alhamdulillah,,, segala yang ada pada diri hamba , hamba lepaskan demi Engkau semata ya Rabb.... Hamba amat sangat bersyukur telah menjadi seorang putri dari seorang istri yang sempurna yang telah Engkau gariskan menjadi ibu hamba ya Allah. . . . . . . . . .
Dan sangat mengharapkan kelak bisa menjadi seperti apa yang disebut sebagai istri dalam Islam ini. .

Rumahku. . surgaku di dunia ini...rumahku hanyalah rumah yang sederhana akan tetapi kedamaian slalu ada disana. . .
Di rumah lah kita biasa bercengkerama, sharing, bersenda gurau, bahkan ada kalanya terjadi kesalahpahaman,,namun dengan kesalahpahaman atau konflik kecil itulah kita bisa menjadi semakin dekat, karena hati kita bisa menjadi untuk saling mengerti satu sama lainnya,,,itu semua tentulah tidak terlepas dari ajaran Islam agar kita senantiasa bersabar dan mengatasi setiap permasalahan dengan pikiran jernih dan tenang. .

Sungguh ,, sangat belum cukup rasanya syukur dan segala amal yang kukerjakan untuk bersyukur pada Allah atas karuniaNya dalam hidupku, salah satunya di rumahku. . . .

Rumah yang damai, bukan hanya berarti dari tampilannya tetapi dari apa yang ada di dalamnya dalam menanamkan ajaran Islam dalam kesehariannya. .
Kita semua mendambakan keluarga yang baik-baik. Ayah bertanggung jawab, ibu perhatian, kakak penyayang, adik juga penurut. Nenek dan kakek menikmati masa tuanya dengan melihat perkembangan pribadi anak dan cucunya dengan baik. Keluarga penuh ceria, saling mengingatkan, mengamalkan ajaran-ajaran Islam dengan penuh ketaatan. Hingga Rasulullah mengilustrasikan kehidupan keluarga beliau yang penuh dengan keharmonisan, kebahagiaan, ketenangan, sakinah, mawaddah, dan rahmah dengan ungkapan Baiti jannati alias rumahku, surgaku..

Kita semua berharap punya keluarga yang sakinah, mawaddah, warrahmah. Jika ada konflik, kita selesaikan baik-baik. Bukan hawa nafsu yang jadi panglima, tapi keikhlasan kita yang dikedepankan. Konflik bukan berarti bencana, tapi kerikil kecil yang bisa mendewasakan kita semua. Dan yang amat penting dalam hidup sebuah keluarga adalah ajaran agama Islam didalamnya. Mudah-mudahan kita semua bisa dengan hati lega menyebutkan Baiti Jannati. . . .

Minggu, 18 Juli 2010

: : OJo Sak KePenAk'e UdeLe DeWe : :

"Ojo sak kepena'e Udele dewe. ."
ya.. begitulah orang jawa mengatakannya...
pepatah yang bila kita menerapkannya maka tak kan ada permusuhan, pertengkaran , dan sebagainya . Jangan Semaunya sendiri. . . coba kita perhatikan orang lain. . . Jangan pula karena kita merasa "Lebih" (dalam tanda kutip :-) ) lebih apa aja menurut yang merasa. . langsung kita bisa merasa pantas untuk di atas atau sekedar untuk menganggap diri kita lah yang terbaik.. sungguh salah. . hal seenaknya ini sering menimpa orang-orang yang hanya bisa diam.. bukan takud,,,tapi hanya tak ingin memperdebatkan hal yang baginya tak penting.. tp bagi orang yang merasa lebih tadi,,, justru seenaknya menganggap itu hal yang pantas dan mudah saja untuk diremehkan,,, tanpa mereka ketahui bahwa diam bukan berarti lemah. . .

: : KekuRangan Untuk DisyUkuRi : :

Manusia. . .
Ciptaan Allah yang paling sempurna di muka bumi ini, memiliki akal, pikiran , perasaan, dan segala yang terbaik lainnya. Akan tetapi tak setiap manusia menyadari segala kebaikan yang telah Allah berikan padanya , sehingga tak banyak manusia yang mensyukuri kehidupannya. . tak gunakan akal, pikiran dan segala kebaikan yang telah Allah berikan untuk hal-hal yang baik pula. Betapa meruginya kita. . .
Semua menganggap Allah menciptakannya dengan banyak kekurangan, baik dari segi batiniah maupun lahiriah. . Sadarlah wahai kawanku , dibalik kekurangan kita selalu ada kelebihan yang mungkin kita belum optimalkan. . jika kita saling introspeksi diri dan menganggap diri kita banyak kekurangan .. lalu menyadari betapa kurangnya diri kita, ,pasti kita akan semakin termotivasi untuk menjadi lebih baik dari itu. . . maka, janganlah sesekali mengatakan hal-hal yang akan membuat kita menjadi orang-orang yang tidak bersyukur. . jika kita mensyukuri segala kekurangan itu niscaya hal-hal yang baik akan selalu datang pada kita. . jika kita sadari itu. . betapa indahnya hidup ini. . .
Ingatlah lagi. . bahwa Allah tidak akan menciptakan umatnya hanya untuk segala kekurangan. . pelajari kekurangan kita dan jadikanlah kekurangan itu menjadi hal yang baik pada diri kita. . . . . . . . . . . karena kekurangan inilah yang membawa kita pada sebuah kelebihan. . .

Rabu, 14 Juli 2010

:: TigA KunCi UtaMa PeRgAuLan ::


* Ta’aruf.
Apa jadinya ketika seseorang tidak mengenal orang lain? Mungkinkah mereka akan saling menyapa? Mungkinkah mereka akan saling menolong, membantu, atau memperhatikan? Atau mungkinkah ukhuwah islamiyah akan dapat terwujud?
Begitulah, ternyata ta’aruf atau saling mengenal menjadi suatu yang wajib ketika kita akan melangkah keluar untuk bersosialisasi dengan orang lain. Dengan ta’aruf kita dapat membedakan sifat, kesukuan, agama, kegemaran, karakter, dan semua ciri khas pada diri seseorang.

*Tafahum.

Memahami, merupakan langkah kedua yang harus kita lakukan ketika kita bergaul dengan orang lain. Setelah kita mengenal seseorang pastikan kita tahu juga semua yang ia sukai dan yang ia benci. Inilah bagian terpenting dalam pergaulan. Dengan memahami kita dapat memilah dan memilih siapa yang harus menjadi teman bergaul kita dan siapa yang harus kita jauhi, karena mungkin sifatnya jahat. Sebab, agama kita akan sangat ditentukan oleh agama teman dekat kita. Masih ingat ,”Bergaul dengan orang shalih ibarat bergaul dengan penjual minyak wangi, yang selalu memberi aroma yang harum setiap kita bersama dengannya. Sedang bergaul dengan yang jahat ibarat bergaul dengan tukang pandai besi yang akan memberikan bau asap besi ketika kita bersamanya.”
Tak dapat dipungkiri, ketika kita bergaul bersama dengan orang-orang shalih akan banyak sedikit membawa kita menuju kepada kesalihan. Dan begitu juga sebaliknya, ketika kita bergaul dengan orang yang akhlaknya buruk, pasti akan membawa kepada keburukan perilaku ( akhlakul majmumah ).

*Ta’awun.
Setelah mengenal dan memahami, rasanya ada yang kurang jika belum tumbuh sikap ta’awun (saling menolong). Karena inilah sesungguhnya yang akan menumbuhkan rasa cinta pada diri seseorang kepada kita. Bahkan Islam sangat menganjurkan kepada ummatnya untuk saling menolong dalam kebaikan dan takwa. Rasullulloh SAW telah mengatakan bahwa bukan termasuk umatnya orang yang tidak peduli dengan urusan umat Islam yang lain.
Ta’aruf, tafahum , dan ta’awun telah menjadi bagian penting yang harus kita lakukan. Tapi, semua itu tidak akan ada artinya jika dasarnya bukan ikhlas karena Allah. Ikhlas harus menjadi sesuatu yang utama, termasuk ketika kita mengenal, memahami, dan saling menolong. Selain itu, tumbuhkan rasa cinta dan benci karena Allah. Karena cinta dan benci karena Allah akan mendatangkan keridhaan Allah dan seluruh makhluknya. Wallahu a’lam bishshawab.